Sabtu, 24 November 2012

Selangkah, Setapak

Saya termasuk orang yang paling suka memotivasi diri saya sendiri dengan kata-kata: "Baiklah, selangkah lagi, saya pasti bisa!" atau 'Ini langkah awal...' dan kalimat lain yang berciri sama: menyemangati dan selalu disertai kata langkah. Blog ini adalah blog saya yang kesekian kali dan yang selalu diawali dengan hal yang berhubungan dengan 'langkah'. 


Saya tidak tahu persis ada apa antara saya dan 'langkah'. Tapi mudah-mudahan saja beberapa pikiran ini menjelaskan sesuatu yang selama ini tersembunyi atau sengaja saya sembunyikan untuk diri saya sendiri.

Pertama, saya selalu terobsesi dengan masa lalu saya sendiri. Pesimis akan masa depan, mungkin itu pikiran orang lain terhadap saya. Baiklah, ini ada cerita tersendiri. Tapi saya tidak ingin berbicara tentang hal itu saat ini. Sebenarnya tidak terlalu berhubungan kalau dilihat dari sisi persamaan kata, namun tiap kata bagi saya selalu menimbulkan sebuah perasaan. Sayangnya saya tak pernah berhasil menjelaskan perasaan yang timbul. Saya cuma bisa memberikan sedikit bayangan. Ketika saya memikirkan masa lalu, saya selalu membayangkan rumah, lalu satu persatu bayangan lain muncul; sungai belakang rumah, sawah, bukit, air terjun, wajah-wajah, pematang, dan walau tidak begitu yakin, saya katakan saja semua bayangan itu akhirnya bermuara pada satu kata, langkah.

Kedua, saya seorang pemuja kesempurnaan. Ketidaksempurnaan adalah sebuah kesalahan, inilah pikiran yang membentuk saya hingga saya menjadi seperti saya saat ini. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa seorang perfeksionis memiliki hasil pekerjaan yang paling cemerlang karena bekerja dengan standar yang tinggi. Tapi jarang yang melihat sisi lain dari pisau yang sama, seorang perfeksionis juga suka memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa, atau menjatuhkan diri pada hal yang tidak penting hanya karena takut untuk melakukan kesalahan di tengah jalan, atau dihantui hasil yang berantakan. Langkah awal, selalu menyiksa. Ini cerita lain dari seorang perfeksionis.

Kalau memang seorang perfeksionis ini terkelompok di dua dunia, maka saya memastikan diri ada di dunia dengan semau perfeksionis yang takut untuk melangkah. Jika pun melangkah, tak pernah menapak. Tentu saja saya harus berada di dunia yang penuh produktifitas. Dan blog ini adalah sebuah terapi bagi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar